Sabtu, 13 Oktober 2012

sifat fisis agregat


Sifat Fisis Agregat

Agregat dengan kualitas dan sifat yang baik sangat dibutuhkan untuk lapisan permukaan.

Tabel 2.2 Persyaratan Sifat Fisis Agregat

No.
Sifat – Sifat Fisis
Syarat
1
Berat jenis agregat
Penyerapan
> 2,50
< 3% berat
2
Berat isi agregat
> 1,00 kg/dm3
3
Pelapukan (Soundness)
< 12% berat
4
Kelekatan agregat terhadap aspal
> 95% luas
5
Keausan
< 40% berat
Sumber : AASHTO (1990)

Persyaratan sifat fisis agregat untuk indeks kepipihan dan kelonjongan adalah < 25% berat.

a.      Berat jenis dan penyerapan agregat

Agregat dengan berat jenis kecil mempunyai volume yang besar sehingga membutuhkan jumlah aspal yang banyak. Nilai berat jenis yang disarankan adalah > 2,50 dan penyerapan < 3% berat.

Untuk penyerapan agregat hanya dilakukan pada agregat kasar karena nilai berat jenis agregat kasar dan halus tidak jauh berbeda.

Berat jenis agregat adalah perbandingan antara volume agregat dan berat volume air.

Pemeriksaan terhadap berat jenis agregat dapat dilakukan dengan 3 cara :

a.      Berat jenis (bulk spesific gravity)
b.      Berat jenis kering permukaan jenuh (saturated suturated surface dry  spesifific gravity).
     
c.      Berat jenis semu (apparent spesific gravity)
     
d.      Penyerapan (absorpsi)
     

b.      Berat isi agregat

Perbandingan berat agregat dengan isi wadah adalah berat isi agregat. Semakin besar berat isi agregat akan menghasilkan stabilitas yang tinggi serta dapat memberikan rongga antar butiran yang kecil.
Berat isi agregat tidak boleh lebih kecil dari 1 kg/dm3. Berat isi agregat didapat persamaan :

Berat isi agregat :
Dimana :
               W = berat benda uji (kg)
   V  = isi wadah (dm3)
c.       Pelapukan

Ketahanan agregat terhadap pelapukan (soundness) diuji rnelalui percobaan soundness dengan menggunakan larutan Magnesium sulfat (Mg2SO4).

Keawetan agregat untuk lapisan permukaan menunjukkan daya tahan agregat terhadap pengaruh cuaca. Nilai pelapukan (soundness) adalah < 12% dan dihitung dengan :

Nilai soundness = x 100%

d.      Kelekatan agregat terhadap aspal

Kelekatan agregat terhadap aspal dilakukan secara manual dengan memperhitungkan berapa persen luas agregat yang terselimuti aspal dan dilihat secara visual.

Nilai ini ditujukan untuk mengetahui daya adhesi dari batuan yang dipakai terhadap aspal, yang dipengaruhi oleh sifat mekanis dan sifat kimiawi dari agregat.

Kelekatan agregat terhadap aspal dalarn persentase luas permukaan tertutup aspal yang nilainya > 95% luas.

e.       Keausan

Ketahanan agregat terhadap kehancuran (degradasi) diperiksa dengan percobaan abrasi menggunakan mesin Los Angeles. Untuk bahan perkerasan pada lapisan permukaan nilai atrrasi adalah <  40% berat.

Pada nilai abrasi > 40% menunjukkan agregat tidak rnempunyai kekerasan yang cukup untuk digunakan sebagai bahan lapisan perkerasan.

Pemeriksaan untuk keausan agregat dihitung dengan persamaan :

Keausan = x 100%
Dimana :
a     =  berat benda uji awal (gr)
b     =  berat benda uji tertahan saringan
            no.12 (gr)

f. Indeks kepipihan dan kelonjongan

Indeks kepipihan adalah berat total agregat yang lolos slot dibagi dengan total agregat yang tertahan pada ukuran nominal tertentu.

Agregat berbentuk pipih adalah agregat yang lebih tipis dari 0,6 kali diameter rata-rata.

Agregat berbentuk pipih akan lebih mudah pecah pada waktu pencampuran, pemadatan ataupun akibat beban lalu lintas. Pemeriksaannya dihitung dengan persarnaan :

 x 100%

lndeks kelonjongan adalah perbandingan dalam persen dari berat agregat lonjong yang tertahan saringan no.12 terhadap berat total.

Agregat berbentuk lonjong akan menghasilkan agregat saling bersentuhan dengan luas bidang kontak yang besar sehingga menghasilkan daya penguncian yang besar pula dan tidak mudah tergelincir.

Untuk pemeriksaan indeks kelonjongan ukuran yang diisyaratkan adalah ukuran terpanjang lebih besar dari 1,8 kali diameter rata-rata. Pemeriksaannya dihitung dengan persamaan :

x 100%

Besar indeks kepipihan dan indeks kelonjongan adalah tidak boleh lebih besar dan 25% berat.

Pemeriksaan Sifat Fisis Agregat

l. Pemeriksaan berat jenis dan penyerapan

Pemeriksaan ini berpedoman kepada ketentuan AASHTO T-85-74 yang bertujuan untuk menentukan berat jenis (bulk spesitic gravity), berat jenis kering permukaan jenuh (SSD), berat jenis semu (appearand spesific gravity) dan penyerapan (absorbsi). Peralatan yang digunakan adalah keranjang kawat yang berukuran diameter lubang 3,55 mm, berkapasitas 5 kg, saringan ukuran l9,l mm dan saringan no.4, tirnbangan dan oven.

2. Pemeriksaan berat isi agregat

Pemeriksaan ini berpedornan kepada ketentuan AASHTO T-19-74 yang bertujuan untuk mengetahui perbandingan berat agregat dengan isi wadah. Perneriksaan ini dilakukan dengan tiga cara yaitu berat isi lepas, berat isi goyangan dan berat isi penusukan, Peralatan yang digunakan adalah wadah baja selinder berdiarneter 149,6 mm, tinggi 175 mm, tongkat pemadat sepanjang 60 cm, timbangan dan oven.

3. Pemeriksaan keausan agregat (abrasi)

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui ketahanan agregat terhadap penghancuran (abrasi) dengan menggunakan mesin Los Angeles yang berpedornan pada AASHTO T-96-74. Alat yang digunakan adalah mesin Los Angeles yang terdiri dari selinder baja tertutup pada kedua sisinya berdiameter 71 cm dan panjang 50 cm, bola-bola baja berdiameter 4,68 cm dengan berat antara 390 - 445 gram, timbangan, oven dan saringan ukuran l9,l mm, 13,2 mm, 9,52 mm dan 1,7 mm (no.l2).

4. Pemeriksaan indeks kepipihan dan kelonjongan

Pemeriksaan ini berpedoman kepada ketentuan dari Material For Asphalt pavement (Japan International Cooperation Agency,1977) yang bertujuan untuk mengetahui persentase agregat yang berbentuk pipih dan lonjong. Alat yang digunakan adalah saringan ukuran l9,l mm dan 13,2 mm, timbangan, elongation gange (alat pengukur indeks kelonjongan) dan flaxiness gange (alat pengukur indeks kepipihan).

5.      Pemeriksaan kelekatan agregat terhadap aspal

Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan persentase luas permukaan batuan yang terselimuti oleh aspal terhadap keseluruhan luas permukaan dengan nilai batas yang disyaratkan minirnum 95%, berpedoman pada AASHTO T-182-82. Alat yang dipergunakan adalah wadah untuk mengaduk aspal dan agregat, timbangan, pisau, pengaduk, gelas pengaduk berkapasitas 600 ml, saringan 13,2 mm dan 9,5 mm, termometer logam dan air suling.

6.      Pemeriksaan pelapukan (soundness)

Pemeriksaan ini berpedoman kepada ketentuan AASHTO T-104-77 yang bertujuan untuk memeriksa keawetan agregat menggunakan larutan Magnesium sulfat (Mg2SO4). Keawetan agegat didapat dengan rnembandingkan kehilangan berat setelah direndam dalam larutan Mg2SO4 terhadap berat semula, Alat yang digunakan adalah Saringan ukuran 13,2 mm dan 9,5 mm, gelas perendaman, magnesium sulfat (Mg2SO4), oven dan timbangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar