Sifat Fisis Agregat
Agregat dengan kualitas dan sifat
yang baik sangat dibutuhkan untuk lapisan permukaan.
Tabel 2.2 Persyaratan Sifat
Fisis Agregat
No.
|
Sifat – Sifat Fisis
|
Syarat
|
1
|
Berat jenis agregat
Penyerapan
|
> 2,50
< 3% berat
|
2
|
Berat isi agregat
|
> 1,00 kg/dm3
|
3
|
Pelapukan (Soundness)
|
< 12% berat
|
4
|
Kelekatan agregat terhadap aspal
|
> 95% luas
|
5
|
Keausan
|
< 40% berat
|
Sumber : AASHTO (1990)
Persyaratan sifat fisis agregat
untuk indeks kepipihan dan kelonjongan adalah < 25% berat.
a.
Berat jenis dan penyerapan
agregat
Agregat dengan berat jenis kecil
mempunyai volume yang besar sehingga membutuhkan jumlah aspal yang banyak.
Nilai berat jenis yang disarankan adalah > 2,50 dan penyerapan < 3%
berat.
Untuk penyerapan agregat hanya
dilakukan pada agregat kasar karena nilai berat jenis agregat kasar dan halus
tidak jauh berbeda.
Berat jenis agregat adalah
perbandingan antara volume agregat dan berat volume air.
Pemeriksaan terhadap berat jenis
agregat dapat dilakukan dengan 3 cara :
a.
Berat jenis (bulk spesific gravity)
b.
Berat jenis kering permukaan jenuh (saturated suturated
surface dry spesifific gravity).
c.
Berat jenis semu (apparent spesific gravity)
d.
Penyerapan (absorpsi)
b.
Berat isi agregat
Perbandingan berat agregat dengan
isi wadah adalah berat isi agregat. Semakin besar berat isi agregat akan
menghasilkan stabilitas yang tinggi serta dapat memberikan rongga antar butiran
yang kecil.
Berat isi agregat tidak boleh
lebih kecil dari 1 kg/dm3. Berat isi agregat didapat persamaan :
Berat isi
agregat :
Dimana :
W = berat benda uji (kg)
V = isi wadah (dm3)
c.
Pelapukan
Ketahanan agregat terhadap
pelapukan (soundness) diuji rnelalui percobaan soundness dengan menggunakan
larutan Magnesium sulfat (Mg2SO4).
Keawetan agregat untuk lapisan
permukaan menunjukkan daya tahan agregat terhadap pengaruh cuaca. Nilai
pelapukan (soundness) adalah < 12% dan dihitung dengan :
Nilai soundness = x 100%
d.
Kelekatan agregat terhadap aspal
Kelekatan agregat terhadap aspal
dilakukan secara manual dengan memperhitungkan berapa persen luas agregat yang
terselimuti aspal dan dilihat secara visual.
Nilai ini ditujukan untuk
mengetahui daya adhesi dari batuan yang dipakai terhadap aspal, yang
dipengaruhi oleh sifat mekanis dan sifat kimiawi dari agregat.
Kelekatan agregat terhadap aspal
dalarn persentase luas permukaan tertutup aspal yang nilainya > 95% luas.
e.
Keausan
Ketahanan agregat terhadap
kehancuran (degradasi) diperiksa dengan percobaan abrasi menggunakan mesin Los
Angeles. Untuk bahan perkerasan pada lapisan permukaan nilai atrrasi adalah
< 40% berat.
Pada nilai abrasi > 40%
menunjukkan agregat tidak rnempunyai kekerasan yang cukup untuk digunakan
sebagai bahan lapisan perkerasan.
Pemeriksaan untuk keausan agregat
dihitung dengan persamaan :
Keausan = x 100%
Dimana :
a =
berat benda uji awal (gr)
b = berat benda uji tertahan saringan
no.12 (gr)
f. Indeks kepipihan dan kelonjongan
Indeks kepipihan adalah berat
total agregat yang lolos slot dibagi dengan total agregat yang tertahan pada
ukuran nominal tertentu.
Agregat berbentuk pipih adalah
agregat yang lebih tipis dari 0,6 kali diameter rata-rata.
Agregat berbentuk pipih akan
lebih mudah pecah pada waktu pencampuran, pemadatan ataupun akibat beban lalu
lintas. Pemeriksaannya dihitung dengan persarnaan :
x 100%
lndeks kelonjongan adalah
perbandingan dalam persen dari berat agregat lonjong yang tertahan saringan
no.12 terhadap berat total.
Agregat berbentuk lonjong akan
menghasilkan agregat saling bersentuhan dengan luas bidang kontak yang besar
sehingga menghasilkan daya penguncian yang besar pula dan tidak mudah
tergelincir.
Untuk pemeriksaan indeks
kelonjongan ukuran yang diisyaratkan adalah ukuran terpanjang lebih besar dari
1,8 kali diameter rata-rata. Pemeriksaannya dihitung dengan persamaan :
x 100%
Besar indeks kepipihan dan indeks
kelonjongan adalah tidak boleh lebih besar dan 25% berat.
Pemeriksaan Sifat Fisis Agregat
l. Pemeriksaan berat jenis dan penyerapan
Pemeriksaan ini berpedoman kepada
ketentuan AASHTO T-85-74 yang bertujuan untuk menentukan berat jenis (bulk
spesitic gravity), berat jenis kering permukaan jenuh (SSD), berat jenis semu
(appearand spesific gravity) dan penyerapan (absorbsi). Peralatan yang
digunakan adalah keranjang kawat yang berukuran diameter lubang 3,55 mm,
berkapasitas 5 kg, saringan ukuran l9,l mm dan saringan no.4, tirnbangan dan
oven.
2. Pemeriksaan berat isi agregat
Pemeriksaan ini berpedornan
kepada ketentuan AASHTO T-19-74 yang bertujuan untuk mengetahui perbandingan
berat agregat dengan isi wadah. Perneriksaan ini dilakukan dengan tiga cara yaitu
berat isi lepas, berat isi goyangan dan berat isi penusukan, Peralatan yang
digunakan adalah wadah baja selinder berdiarneter 149,6 mm, tinggi 175 mm,
tongkat pemadat sepanjang 60 cm, timbangan dan oven.
3. Pemeriksaan keausan agregat (abrasi)
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk
mengetahui ketahanan agregat terhadap penghancuran (abrasi) dengan menggunakan
mesin Los Angeles yang berpedornan pada AASHTO T-96-74. Alat yang digunakan
adalah mesin Los Angeles yang terdiri dari selinder baja tertutup pada kedua
sisinya berdiameter 71 cm dan panjang 50 cm, bola-bola baja berdiameter 4,68 cm
dengan berat antara 390 - 445 gram, timbangan, oven dan saringan ukuran l9,l
mm, 13,2 mm, 9,52 mm dan 1,7 mm (no.l2).
4. Pemeriksaan indeks kepipihan dan kelonjongan
Pemeriksaan ini berpedoman kepada
ketentuan dari Material For Asphalt pavement (Japan International Cooperation
Agency,1977) yang bertujuan untuk mengetahui persentase agregat yang berbentuk
pipih dan lonjong. Alat yang digunakan adalah saringan ukuran l9,l mm dan 13,2
mm, timbangan, elongation gange (alat pengukur indeks kelonjongan) dan
flaxiness gange (alat pengukur indeks kepipihan).
5.
Pemeriksaan kelekatan agregat
terhadap aspal
Pemeriksaan ini bertujuan untuk
menentukan persentase luas permukaan batuan yang terselimuti oleh aspal
terhadap keseluruhan luas permukaan dengan nilai batas yang disyaratkan
minirnum 95%, berpedoman pada AASHTO T-182-82. Alat yang dipergunakan adalah
wadah untuk mengaduk aspal dan agregat, timbangan, pisau, pengaduk, gelas pengaduk
berkapasitas 600 ml, saringan 13,2 mm dan 9,5 mm, termometer logam dan air
suling.
6.
Pemeriksaan pelapukan (soundness)
Pemeriksaan ini berpedoman kepada
ketentuan AASHTO T-104-77 yang bertujuan untuk memeriksa keawetan agregat
menggunakan larutan Magnesium sulfat (Mg2SO4). Keawetan agegat didapat dengan
rnembandingkan kehilangan berat setelah direndam dalam larutan Mg2SO4 terhadap
berat semula, Alat yang digunakan adalah Saringan ukuran 13,2 mm dan 9,5 mm,
gelas perendaman, magnesium sulfat (Mg2SO4), oven dan timbangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar